Minggu, 26 Desember 2010

MELONTAR JUMRAH - DAY 1





















Melontar jumrah merupakan wajib haji, sehingga apabila jamaah haji berhalangan , bisa diwakilkan. Lain halnya dengan wukuf, dimana jamaah secara fisik wajib hadir. Melontar jumrah kami yang pertama dilakukan ba’da subuh segera setelah kami sampai di Mina. Kami masih berpakaian ikhram. Kami berjalan kaki menuju lokasi diantar oleh Ust kloter kami. Tak lupa kami membawa bekal minum (ternyata kurang). Lokasi meontar jumrah cukup jauh, jadi pulang pergi sampai ke tempat kami menginap (makhtab) sekitar 10 km. Tak lupa kami membawa payung yang diberi untaian slayer orange kami. Pimpinan rombongan dan jamaah pria secara bergantian memegang payung dan mengangkat payung tinggi-tinggi supaya jamaah di belakangnnya tidak tertinggal. Ternyata melontar jumrah terdiri dari 3 tingkat bangunan. Kami naik menggunakan eskalator. Kami memilih tingkat 3 dengan asumsi (mudah-mudahan) tidak terlalu banyak jamaah. Dan Alhamdulillah memang masih sepi. Terdapat 3 lokasi melontar jumrah. Untuk hari pertama, kami melontar di Aqobah. Kami melewati Usta dan Ula. Kami menyiapkan 7 buah batu. “Allahku Akbar” satu per satu batu kami lemparkan. Selesai melontar jumrah kami harus segera menyingkir, bertahalul awal, dan berkumpul kembali untuk pulang secara beriringan. Sayang salah satu jamaah kami tersesat dalam perjalanan pulang (dan baru kembali sore hari). Kami sampai di Maktab jam 10 pagi. Kami pun sempat bingung mencari-cari maktab kami tinggal. Saya pun sempat berpisah dengan suami. Syukurlah semua berkumpul kembali.
Malam hari kami sempatkan melihat sekeliling maktab. Banyak yang berjualan makanan, sandang. Suami saya menyepatkan membeli kacamata (hanya 5 SR), lumayan bagus. Kami belanja makanan untuk sarapan besok pagi (roti/pop mie).
Malam hari pukul 11 malam, kemah kami kedatangan orang nomor 1 DKI Jakarta, Bapak Fauzy Bowo dan istri. Beliau menengok tenda kami untuk melihat kondisi jamaah DKI Jakarta dan kebetulan di tenda kami terdapat kia besar, bapak KH Syukron Makmun. Wah, saya sempatkan berfoto dengan beliau dan istri. walaupun hanya sebentar, namun kunjungan beliau sangat berarti bagi kami jamaah DKI Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar