Sabtu, 25 Desember 2010

DI DEPAN KABAH





Kabbah merupakan pusat dari seluruh kegiatan kami di Masjidil haram. Saat masuk masjidil haram, perasaan haru selalu menyergap saya san suami saat memandang Kabah. Takjub!!
Aktivitas yang saya dan suami saya paling selalu ingin lakukan di masjidil haram adalah thawaf. Thawaf biasanya memakan waktu 20 menit jika dilakukan dekat ke arah dinding kabah. Semakin menjauh dari kabah, maka semakin lama waktu thawaf. Khusus untuk thawaf di lantai 5, memakan waktu 2-3 jam.
Selama thawaf, saya bisanya memegang bahu suami dan berjalan beriringan. Tas gantung saya bawa plus membawa buku doa dan air zam-zam. Ada banyak kejadian jamaah kehilangan bawang selama thawaf karena ketidak hati-hatian. Sering saking padatnya thawaf, kaki saya menginjak tas, HP, sorban, sepatu, sandal, dll. Biasanya pada saat dhuha dilakukan proses pembersihan lantai kabah. Petugas biasanya membuat garis semacam police line, dan barang-barang yang tertinggal dikumpulkan. Entah dibawa kemana.
Jika kami melakukan thawaf disiang hari, saya membawa topi yang dibawa dari Jakarta sementara suami saya menutup kepala dengan lilitan kain sorban.
Sayang selama kami di mekah, saya dan suami tidak sempat shalat di Hijr Ismail karena selalu tutup, dan pada saat awal-awal kedatangan kami ke makkah, kami tidak ngeh ... tapi alhamdulillah kawan kami pak slamet dan bu titin sempat shalat di sini.
Berdesak-desakan saat thawaf sangat pasti apalagi menjelang dan sesudah ARMINA. Paling sulit mencegah dorong-dorongan dari jamaah afrika. Wah mereka nggak pernah mau ada orang lain di depan barisan mereka sehingga kami selalu terdorong-dorong apalagi mereka selalu memotong jalur apabila keluar dari putaran.
Sayang sekali di rukun yamani dan hajar aswad, beberapa ditemukan calo yang menawarkan bantuan untuk mencium hajar aswad (plus meminta imbalan tentunya di akhir).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar